Selasa, 01 November 2011

IBU

IBU

This story dedicated to My Extra-ordinary Mom. I’m so sorry, Mom. I always hurt you. But inside my heart, I really really really love you. I just want to say, I LOVE YOU, MOM. FOREVER.


Ribuan kilo jalan yang kau tempuh

Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

***

Aku menatap wajah ibuku yang sedang tidur dan mengusapnya. Wajahnya sudah tidak seperti dulu. Usianya yang sudah hampir setengah abad membuat wajah dan kulitnya sedikit keriput. Raut wajahnya menyiratkan kelelahan, tapi kecantikan alami yang dimilikinya tetap bersinar diwajahnya yang mulai menua.

Aku masih sangat ingat saat ibu menceritakan kisahnya saat berusaha mendapatkan ku kembali.

-

Dua orang wanita terlihat berjalan menyusuri jalan demi jalan di kota ini. Wanita muda itu berkisar 20 tahunan, dan seorang wanita tua –sepertinya ibunya- berkisar 50 tahunan. Ia tidak peduli meski kaki sudah sangat pegal dan sandal yang sudah hampir putus. Meski terik matahari terus bersinar tanpa ampun, ia tetap berjalan demi mendapatkan sang buah hati kembali. Sang ibu masih setia membantu anaknya mencari sang cucu.

Entah sudah seberapa jauh mereka berjalan. Mendatangi setiap rumah kerabat yang kemungkinan ada sang buah hati. Uang yang pas-pasan hanya cukup untuk menaiki kendaraan umum, itu juga hanya beberapa. Tapi kini uang itu telah habis dan mereka harus berjalan. Sandal yang dipakainya dari rumah kini hancur sudah akibat terus digunakan untuk berjalan. Dan kini ia –wanita muda- tidak memakai alas kaki untuk melindungi kakinya dari panasnya aspal jalanan. Ia tetap terus berjalan.

Dua wanita tadi mendatangi rumah seseorang. Rumah itu adalah rumah kakak ipar si wanita muda tadi. Dan benar saja, sang buah hati ada disana. Sang wanita muda tadi langsung berlari menuju anaknya dan menggendongnya. Ibu muda tadi sangat merindukan buah hatinya yang sudah 2 minggu ini tidak bertemu, ia terus menciumi buah hatinya itu. Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. Sang buah hati terlihat lebih kurus dan tidak terurus. Menurut cerita kakak iparnya, buah hatinya itu dititipkan sang suami 2 minggu yang lalu saat mereka bertengkar dan suaminya membawa pergi buah hatinya itu. Semenjak itu pula sang buah hati terus menangis dan sakit. Kemudian dua wanita itu membawa pulang sang buah hati.

-

Seperti udara kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas

Ibu... Ibu...

***

Aku tersenyum sedih mengingat perjuangan Ibu, aku berusaha menahan tangis. Aku ingin menggantikannya saat itu. Maaf kan aku, Ibu. Aku telah menyusahkanmu.

Ibu terus merawatku dengan sabar hingga aku sebesar ini. Ibu memberikan seluruh kasih sayangnya kepada ku. Meski ia menjadi single parent saat ini, tidak peduli dalam keadaan apapun, ia tetap melindungi dan merawatku. Ibu terus memberikan kasih sayangnya dalam bentuk apapun. Meski aku sering menyakiti hatinya, ibu tetap menyayangiku. Aku tak mampu membalas semua kasih sayang yang ia berikan.

***

Ingin ku dekap dan menangis di pangkuanmu

Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu

Lalu do’a do’a baluri sekujur tubuhku

Dengan apa aku mebalas

Ibu... Ibu...

***

Aku mengusap lembut wajah Ibuku.

Kini aku telah tumbuh menjadi seorang gadis. Dan itu semua berkat Ibuku yang selalu merawat dan menyayangiku hingga sekarang. Setiap aku mengahadapi masalah, aku ingin menangis dipelukan Ibu, seperti dulu. Tapi Ibu selalu memberiku semangat dan motivasi untuk terus bangkit. Ia tidak pernah menangis dihadapanku. Ia terus berusaha tegar meskipun aku tau, ia sangat rapuh. Ibu menjadi panutanku untuk terus maju. Aku tidak ingin mengecewakan Ibu yang telah susah payah merawatku hingga sekarang. Aku tau, disetiap harinya Ibu selalu membekali ku dengan seribu do’a kebaikan untukku. Aku tidak tau bagaimana aku membalas semua jasamu itu, Ibu.

Maafkan aku, Ibu. Aku sering membuatmu marah, mnyakiti hatimu, dan aku sangat menyusahkanmu. Tapi Ibu selalu memaafkan semua perbuatanku. Ibu, kau orang yang sangat berarti dalam hidupku. Aku menyayangimu melebihi diriku sendiri. Sungguh, maafkan aku, Ibu. Maafkan atas semua yang kulakukan selama ini. Tidak ada niat sedikitpun untuk menyakitimu, Ibu. aku minta maaf. Aku sangat menyayangimu, Ibu, My Extra-ordinary Mom.

Aku mencium kening Ibuku. Air mataku menetes dipipinya dan buru-buru ku usap air mataku itu. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan isak tangisku agar tidak menganggu tidurnya. Aku menyelimuti tubuhnya yang semakin kurus dan buru-buru keluar dari kamarnya agar ia tidak tau kehadiranku. Ibu, aku sangat menyayangimu, seumur hidupku...



Based on true story.




-ydr-

Tidak ada komentar: